Rabu, 17 November 2010

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=167132703296992&set=a.155875484422714.34000.100000007903110

Pat Gu Lipat

Bukan Pat-gulipat, Mestinya: Kelola Di Tempat Terang!

Rencana penjualan Krakatau Steel yang menuai kritik pedas dari banyak pihak seakan memberikan rasa de javu terhadap penjualan Indosat yang merugikan negara triliunan rupiah. Hak prerogratif Presiden terhadap laku ugal-ugalan ini seakan mlempem tak bersuara. Sungguh rejim sekarang ini terlalu banyak mengelola negara -yang ditegakkan oleh darah dan nyawa pejuang kemerdekaan, justru banyak dilakukan di tempat gelap. Tepatnya adalah, rejim sekarang ini adalah rejim pat-gulipat dengan topeng hukum yang kokoh nan melekat erat terpasang di wajah buramnya. Semakin hari rakyat semakin paham bahwa hukum dipahami dan dilaksanakan oleh rejim ini dalam kerangka laku sok, sok setia kepada hukum, sok sesuai prosedur. (jangan-jangan juga sok teraniaya, sok berurai-air mata!)
Rejim yang seperti ini jelas tidak kompetibel dengan situasi obyektif yang berkembang sesuai dengan perkembangan hidup bersama manusia dalam segala aspeknya. Setiap hidup bersama, sebagai satu bangsa misalnya, selalu mempunyai potensi untuk maju dan berkembang, atau berhenti berkembang dan bahkan akan nampak mundur karena selalu tertinggal tatkala bangsa lain sudah lari kencang di depan. Tidak kompetibelnya rejim ini dengan situasi obyektif yang ada akan membuat potensi keterbelakangan dibandingkan dengan negara-bangsa lain dapat menjadi aktus yang nyata.
Dari perkembangan hidup bersama era manuskrip yang kemudian bergeser pada pengenalan masyarakat akan kekuatan mesin cetak, kemudian telepon, radio dan televisi serta yang sekarang merebak adalah jaringan internet maka tata kelola di tempat gelap jelas bukanlah sebuah tata kelola yang kompetibel, bukan tata kelola yang klop dengan perkembangan situasi ini. Tetap mengelola negara di tempat gelap jelas telah mempertaruhkan masa depan bangsa beserta keseluruhan isinya, terutama yang dipertaruhkan adalah anak-cucu penerus bangsa ini.
Salah sekali menempatkan tata kelola di tempat terang pertama-tama di atas bangun hukum dan prosedur. Tata kelola di tempat terang itu pertama-tama adalah masalah kemauan politik, keputusan politik dan kemudian tindakan politik. Hukum-prosedur tetap merupakan instrumen penting dalam hal ini, tetapi jika hukum-prosedur adalah tubuh maka kemauan politik itu adalah jiwanya. Rejim sekarang ini bahkan hanya menempatkan hukum sebagai topeng yang dilekatkan pada tubuh, apalagi jika kita bicara jiwa yang mana justru hasrat utamanya adalah pada pat-gulipat itu!
Karena politik selalu berurusan dengan rakyat kebanyakan maka menyerahkan masalah politik hanya pada segelintir elit saja akan mengandung resiko yang terlalu besar. Rakyat harus mampu mengontrol kekuatan politik yang ada di tangan elit politik meski yang ada di depan rakyat itu adalah seorang manusia yang sungguh kampiun dalam melaksanakan amanat rakyat. Tetapi di satu pihak, dari hari ke hari faktanya rakyat selalu disibukkan dengan urusan survival, urusan bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya (dan ini adalah sangat sah-sah saja), lalu kemudian bagaimana kontrol politik ini dapat dilaksanakan? Ada LSM, ada koran-majalah, ada televisi dan ada internet, bukankah ini dapat menjadi alat kontrol bagi rakyat? Tentu ini adalah alat penting bagaimana kekuasaan politik dapat dikontrol, tetapi tetap saja karena yang dikontrol itu adalah kekuasaan politik maka yang utama sebagai alat kontrol mestinya juga adalah sebuah kekuatan politik, sebuah kekuatan di mana kolektifitas rakyat dapat benar-benar mewujud sebagai kekuatan politik. Dan itu adalah partai politik. Sayangnya justru partai politik yang ada sekarang ini sepertinya tidak mampu melawan laku pat-gulipat rejim ini, atau jangan-jangan banyak elit partai justru merupakan bagian dari rejim pat-gulipat ini?
Partai yang kuat jelas diperlukan untuk menghentikan rejim pat-gulipat ini, tetapi bagaimanakah sebuah partai politik dapat disebut sebagai partai yang kuat? Yang pengurus partainya banyak uang? Yang pengurus partainya bergelar doktor, profesor? Yang mempunyai tim ahli di bidang pencitraan? Ada dua hal partai dapat disebut sebagai partai yang kuat. Yang pertama adalah hidup partai itu betul-betul denyutnya dirasakan oleh anggota partai khususnya dan rakyat pada umumnya -dari hari ke hari, bukan hanya saat menjelang pemilihan umum saja. Terhadap setiap peristiwa politik yang terjadi dari hari ke hari, semestinyalah partai merupakan satu hal pertama yang kemudian ”nyanthol”, ada di benak rakyat. Atau dalam istilah Henry Berson, dari aspek ’waktu’, hidupnya sebuah partai politik yang kuat adalah dalam perspektif durĂ©e, bukan temps. Hal kedua adalah terkait dengan monopoli sah dari negara dalam hal penggunaan kekerasan. Bisakah partai dapat mengendalikan itu secara efektif?